Pencerahan Ilmu Berkah Nurilham

A. SYARAT MENERIMA ILMU BERKAH CAHAYA / NUR

Syarat Umum :

1. Beragama Islam
2. Ikhlas dan Yakin mau menerima dan menjalankan ilmu ini sebaik-baiknya, baik untuk diri sendiri,  keluarga maupun untuk kemaslahatan orang banyak
3. Taat dan Patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PS. Nurilham
4. Aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan bersama Anggota PS. Nurilham, kecuali ada urusan lain yang mengikat dan penting.
5. Tidak ada paksaan
6. Tidak terpengaruh dengan issu-issu yang ingin menghancurkan persaudaraan sesama anggota atau ingin memisahkan diri dari Keanggotaan.
7. Tidak mencampurkan adukkan Ilmu yang sudah diterima dengan Ilmu lain yang bertentangan dengan Ilmu Berkah Nurilham.
8. Mengisi Formulir yang telah disediakan
9. Syarat lain akan diatur kemudian

Syarat Khusus :

1. Menyiapkan cincin sebagai media penyaluran Berkah Cahaya (Nur)
2. Menyiapkan Mahar sebagai sedekah diri yang sudah menjadi aturan Perguruan PS. Nurilham

B. TATA CARA PENERIMAAN ILMU BERKAH CAHAYA / NUR

1. Menyucikan diri (Berwudhu)
2. Duduk di atas Sajadah yang telah disiapkan
3. Penyaluran Berkah akan dilakukan oleh Guru Besar atau Khalifah Penyalur yang telah diberi Amanah oleh Guru Besar
4. Khusyu kepada Allah SWT, dan mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh Guru Besar atau Khalifah
5. Cincin akan ditaruh di atas piring putih yang telah disediakan sebagai media penyaluran Cahaya
6. Setelah selesai, Anggota akan di tes sebagai bukti bahwa Berkah tersebut betul-betul ada dan untuk lebih meyakinkan kepada Anggota yang baru bergabung.
(Tes : Dipukul, diparangi, diserang dengan berbagai macam cara) saksikan sendiri hasilnya

C. HAL YANG DILAKUKAN DALAM MENINGKATKAN ILMU BERKAH CAHAYA / NUR

1. Memperbaiki dan memperbanyak Ibadah, dalam artian menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
2. Selalu rutin pengisian setiap habis sholat maupun di waktu-waktu tertentu jika ilmu ini harus digunakan
3. Selalu aktif mengikuti Kegiatan yang berhubungan dengan Pengembangan Ilmu Berkah ini yaitu :
a. Ikut Penaikan Tingkat Setiap Tahun
b. Ikut kegiatan yang dilaksanakan oleh Perguruan, baik di Tingkat Pusat, Cabang maupun Ranting, dimana tempat kita berada atau berdomisili
4. Selalu menolong orang yang membutuhkan kelebihan ilmu yang telah Allah berikan kepada kita
5. Tidak sombong atau suka memamer-mamerkan Ilmu ini kepada Perguruan lain atau kepada orang lain
6. Mau mengembangkan ilmu ini dengan cara menjelaskan tentang keberadaan ilmu ini, tapi bukan menawarkan atau memaksakan kehendak orang lain

D. MANFAAT ILMU BERKAH CAHAYA NURILHAM
E. MACAM-MACAM PENGGUNAAN ILMU BERKAH CAHAYA

SURAT AN-NUR AYAT 35 TTG CAHAYA

Kata nur berasal dari akar kata nara-nauran, berarti menerangi, semakna dengan kata anara, nawwara, istanara. Dalam bentuk kata benda yang memiliki kedekatan makna dengan nur adalah nar, yaitu unsur alamiyah yang aktif mengeluarkan cahaya, panas, dan membakar, disebut juga dengan al lahab, ketika menjilat-jilat. Sedang nur berarti cahaya, yaitu penerang yang menjelaskan sesuatu sehingga terlihat hakekat yang sesungguhnya.

An Nur dalam surah ini menjadi dasar pembentukan akhlaq mulia. Terputusnya seseorang dari Nur Allah akan menempatkannya dalam kesia-sian hidup di dunia dan akhirat. Dan untuk membuktikan pengaruh nur Ilahi dalam pendidikan akhlak mulia, Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya dalam contoh-contoh alam nyata.

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (35) فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ (36) رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ (37) لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (38)

Artinya: Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (sesuatu), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manuisa, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, dan dari membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. Mereka mengerjakan yang demikian itu supaya Allah memberi balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunian-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas

1.Allah Pemberi Cahaya Langit dan Bumi

Allah menyebut diri-Nya sebagai “An Nur” sebagaimana Allah menyebut Al Qur’an juga dengan sebutan “Nur”. Firman Allah:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an). (QS. An Nisa’/4: 174)

Penggabungan kata “nur” dengan “samawat” (langit) dan “ardh” (bumi) untuk menunjukkan betapa luasnya jangkauan cahaya Allah, sehingga seluruh langit dan bumi menjadi terang. Abul-‘Aliyah berkata: “Allah menghiasi langit dengan matahari, bulan, dan bintang-bintang, dan menghiasi bumi dengan anbiya’ (para nabi) dan ulama’

  1. Masuknya Nur Ilahi pada Orang-orang Beriman

Orang-orang beriman akan memperoleh cahaya itu ketika menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآَمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. (QS. Al Hadid/57: 28)

Dalam surah An Nur ini, pembahasan tentang nur Ilahi diletakkan setelah perintah bertaubat. Firman Allah:

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nur/24: 31)

Dengan bertaubat inilah orang beriman menemukan kembali nur Ilahi yang sempat lepas darinya kerena perbuatan dosa.

  1. Perumpamaan Cahaya Allah

Al Qur’an mendekatkan pemahaman terhadap nur Ilahi itu dengan membuat perumpamaan terdekat, yang dapat ditangkap alat indera pada umumnya. Firman Allah :

مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ

Artinya: Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). (QS. An Nur/24: 35)

Perumpamaan ini adalah perumpamaan hidayah Allah kepada kaum mu’minin.

Ibnu Asyur, melukiskan perumpamaan itu, seperti yang dinukil oleh Abdul Halim Mahmud, mengatakan : “Al Misykat adalah perumpamaan hidayah dan petunjuk Allah yang meyakinkan, yang dilengkapi dengan bukti-bukti kuat tanpa ada peluang untuk ragu-ragu maupun mundur.

Cahaya yang terlindung dari pemadaman adalah perumpamaan Al Qur’an yang terjaga dari segala penyimpangan. Firman Allah:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al Hijr/15: 9)

Hidayah Islam adalah bagaikan cahaya penerang, yang menjelaskan segala sesuatu dengan benar. Kemurnian ajaran Islam dari kerancuan dan keraguan adalah bagaikan terangnya kaca dalam memancarkan cahaya. Dan wahyu Allah yang disampaikan baik berupa Al Qur’an maupun As Sunnah adalah bagaikan pohon yang banyak berkahnya, yang memberikan buahnya sepanjang waktu. Bayangannya menjadi teduhan bagi siapapun yang berlalu. Toleransi dan sikap moderat Islam dilukiskan dengan keberadaan pohon yang ada di pertengahan ufuq, tidak timur dan tidak barat. Islam adalah moderat antara sikap tegas yang menyulitkan dan sikap lunak yang melenakan. Dan keabadian bimbingan Islam digambarkan dengan kebadian nyala api lampu.

Pengajaran Al Qur’an dan penjelasan agama yang Rasulullah lakukan terhadap umatnya dilukiskan sebagai minyak yang bersih yang dapat terlihat dengan jelas oleh setiap orang yang berakal, mudah dicerna, dan hampir-hampir dapat dipahami tanpa diajari. Minyak yang diperoleh dari pohon zaitun, melambangkan perlunya ijtihad ulama dalam menggali hukum agama sesuai dengan berlalunya waktu.

Menurut penulis ada tiga hal penting yang dijelaskan dalam ayat ini, yaitu:

Pertama; Bahwa Allah akan membimbing kepada cahaya-Nya itu siapa saja yang Allah kehendaki. Pernyataan ini menjawab pertanyaan tentang banyaknya orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah Al Qur’an (Islam), padahal begitu jelasnya Al Qur’an menguraikan permasalahan. Hal ini tidak lain karena pertama-tama hidayah itu atas kehendak Allah, sebelum keinginan akal. Firman Allah:

إِنَّكَ لاَ تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artinya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. (QS. Al Qashash/28: 56)

Ayat di atas meluruskan kegundahan Nabi yang merasa gagal karena tidak mampu mengislamkan Abu Thalib, pamannya yang telah banyak membantu da’wahnya.

Kedua; Allah SWT membuat perumpamaan bagi manusia ini agar menjadi peringatan bagi mereka lalu menjadi orang yang benar. Akan tetapi ada sebagian orang yang telah menikmati kesesatan sehingga perumpamaan-perumpamaan seperti ini tidak efektif lagi dalam memberikan peringatan. Padahal perumpamaan-perumpamaan adalah petunjuk yang paling mudah dipahami.

Ketiga; Allah Maha Mengetahui siapakah orang-orang yang benar karena mendapat hidayah dan siapa saja yang tetap dalam kesalahan. Pernyataan ini mengandung ancaman yang dalam jika direnungkan dengan seksama.

  1. Sifat Orang-orang yang Mendapatkan Pancaran Nur Ilahi

Allah SWT menerangkan sifat orang-orang yang telah mendapat cahaya-Nya:

يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالآَصَالِ

Artinya: Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. (QS. An Nur/24: 36)

Cahaya Allah yang menerangi langit dan bumi itu memenuhi pula rumah-rumah yang membuat penghuninya selalu berhubungan erat dengan Allah. Terus menerus mendekatkan diri, selalu berdzikir, dan terlepas dari godaan-godaan duniawi. Hudzaifah Ibnu Yaman berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya nur Ilahi itu jika telah masuk ke hati, ia akan lapang dan terbuka. Ada salah seorang sahabat bertanya: “Apakah ada tandanya Wahai Rasulullah? Rasul menjawab: “Ya, ada, yaitu menjauhi kehidupan ghurur (melenakan) dan menghadap kepada kehidupan abadi, dan bersiap-siap mati sebelum kedatangannya. Sebagaimana ia berdzikir di dalam masjid, ia berdzikir pula di dalam rumahnya sendiri. Islam tidak membatasi peribadatan hanya pada rumah-rumah peribadatan tertentu saja. Sabda Nabi:

عَنْ ابْنِ عُمَرَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اجْعَلُوا مِنْ صَلَاتِكُمْ فِي بُيُوتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Umar radliallaahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa dia bersabda : “Jadikanlah sebagian shalatmu di dalam rumahmu, dan jangan kamu jadikan rumahmu menjadi kuburan. (Hadits Riwayat Muslim, Turmudzi dan Ahmad)

Ciri-ciri orang yang telah mendapatkan nur Ilahi, yaitu:

1.Tidak terlalaikan oleh perniagaan duniawi. Mereka adalah orang-orang yang bertebaran mencari rizki di muka bumi, tetapi harta dunia itu tidak membuatnya lupa diri. Abdullah ibnu Abbas berkata: Mereka itu adalah para pedagang, akan tetapi ketika datang kewajiban-kewajiban dari Allah mereka tidak terlenakan dagangannya

2.Mendirikan shalat tepat waktu. Memenuhi syarat rukunnya. Menjauhkan diri dari perbuatan munkar sebagai konsekwensinya. Sabda Nabi:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ ؟ قَالَ : الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا , قَالَ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ, قَالَ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Artinya: Diirwayatkan dari Abdullah (bin Mas’ud) radliallaahu ‘anhu bahwa dia berkata : Aku bertanyat kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Amal apakah yang palingdicintai Allah?”. Dia berkata : “Shalat di awal waktu”. Dia berkata : “Kemudian apa ?”. Dia berkata : “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Dia berkata : “Kemudian apa ?”. Dia berkata : “Berjihad di jalan Allah”.. (H.R. Bukhari, Muslim, Nasa’i dan Ahmad)

3.Membayar zakat wajib maupun shadaqah sunnah, sebagai wujud pembersihan jiwa dari keterikatan duniawi. Firman Allah.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا

Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan, mensucikan mereka. (QS. At Taubah/9: 103)

4.Sangat takut hari kiamat. Rasa takut mereka terhadap hari kiamat, terucap dalam setiap do’anya, tercermin dalam sikap perbuatan sehari-harinya.

إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا

Artinya: Sesungguhnya kami takut (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. (QS. Al Insan/76: 10)

Demikianlah ketakutan orang-orang beriman, terhadap pedihnya azab Allah di hari kiamat.

  1. Balasan Orang-orang yang Mendapatkan Pancaran Nur Ilahi

Orang-orang yang hidup dalam pancaran nur Ilahi ini, memiliki sifat yang berbeda dengan kebanyakan penghuni dunia lainnya. Maka pantaslah mereka mendapatkan balasan Allah yang berlipat ganda, lebih baik dari apa yang pernah dikerjakan di dunia ini. Firman Allah:

لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS. An Nur/24: 38)

Allah menyediakan balasan amal kebaikan orang-orang beriman sepuluh kali lipat, tujuh ratus kali lipat, hingga kelipatan yang tidak terbatas.

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

Artinya: Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat. (QS. Al An’am/6: 160)

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menimbulkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah/2: 261) (diambil dari tulisan ust. Imam Fauzi)

Ilmu Mengenal Hakikat Diri

Man arafa nafsahu bilfana fakad arafa rabbahu bilangan baqa. Artinya : Barang siapa yang mengenal dirinya yang fana; maka ia akan mengenal TUHANNYA yang kekal :

Al. Innsanu sirrihii wa’anaa simuhu. Artinya : Manusia itu adalah Rahasiaku. Dan AKU ini adalah rahasianya manusia.

Wahuwaa ma’akum aynaa ma’akuntum wallahu bima ta’m aluuna basir .

Artinya : “Allah “ itu beserta kamu. Dimana saja kamu berada dan “Allahj, tetap melihat apa yang kamu kerjakan.

“ Mengenal adanya Asma Allah sebelum adanya Alam Kun :

Tatkala bumi dan langit belum ada aras dan kursi belum ada Surga dan Neraka belum ada TUHAN pun belum dinamai : ALLAH . pada waktu itu disebut dirinya (         ) menilik dirinya lalu disebut KUNTA, lalu ia menyebut dirinya ZAT NUUR, kemudian disebutnya payakun. Dan setelah itu lalu dinamai dirinya “ALLAH TA’ ala”. Kemudian ; sifat Allah” dinamai NUR MUHAMMAD” . “NUR MUHAMAD “lalu berkata “ Kutilik diriku. Siapakah ; TUHAN dan siapa; HAMBA?”

“ ALLAH TA ‘ALA berkata = “ AKULAH TUHAN”.

“ NUR MUHAMMAD berkata = “tidak AKULAH TUHAN “.

ALLAH SWT” berkata = Jika engkau adalah TUHAN” bersembunyilah dan “ AKU” akan mencarimu.

Lalu “ NUR MUHAMMAD” berdiri dan bersembunyi. Namun “ ALLAH SWT” bisa mendapatkan dirinya NUR MUHAMMAD” lalu NUR MUHAMMAD berkata = Jika engkau adalah TUHAN bersembunyilah dan aku pula akan mencarimu. Dan “ ALLAH TA’ALA pun bersembunyi. Dia bersembunyi didalam tubuh NUR MUHAMMAD”. Sehingga NUR MUHAMMAD” tak mampu mendapatkanya”

Demikianlah “ NUR MUHAMMAD” mengakui ALLA TA ‘ ALA” sebagai TUHANNYA”. Sebagaimana dalam Al-Qur’an “ ALLAH swt” berfirman : Alastubi Rabbikum artinya Siapakah TUHANMU” = NUR MUHAMMAD” menjawab qalu balaq. Artinya “ Ya Engkaulah TUHANKU” = kemudian ALLAH SWT” bersaksi : Syahidallahu anhu lailaha illaa anaa, artinya : Saksi bagi Diriku tiada TUHAN selain AKU”.

NUR MUHAMMAD” bersaksi : Syahidallahu anhu lailaha illallah, artinya : Saksi bagi “ Diriku tiada TUHAN selaian ALLAH”.

Maka sujudlah “ NUR MUHAMMAD” selama lima ribu tahun. Setelah bangkit lalu ia zahir disebut “ ADAM” yang berdiri mutlak seperti “ Alif”dan kemudian dinamai “ INSAN” jadi menurut syariat . ADAM” adalah manusia yang pertama. Hakikat adalah “ asma Allah” ma’rifat adalah Allah Ta’ ala . jadi untuk mengenal Allah maka ke Nallah “ ADAM”. Sebab dalamnya itulah “NUR MUHAMMAD”.

* MANUSIA ITU ROH *

Bermula manusia itu adalah “ ROH” namanya.

Setelah masuk kedalam tubuh “ NYAWALAH” namanya.

Tatkala berkehendak adalah “ HATI” namanya.

Tatkala berkeinginan adalah “NAFSU” namanya.

Tatkala percaya akan sesuatu “ IMAN” namanya.

Tatkala berbuat sesuatu adalah “ AKAL” namanya.

* ASAL MANUSIA *

* Pendengaran * Penglihat * Pengrasa pencium * Bersuara * Kepala Subuh * Dada Duhur * Pusat Ashar * Kaki Magrib * Isya meliputi seluruh raga atau lahir dan batin.

Jadi kejadian diri itu adalahj asalnya shalat. Tanpa adanya shalat maka diripun tidak akan ada sebab rukun shalat ada 13 hal tersebut sesuai kejadian diri yang ada pada kita.

* ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA *

Sebelum manusia diciptkan TUHAN masih bernama (       ) terbit pada Bapak (           ) namanya. Terbit pada Ibu “ HALQAH” namanya. Setelah menjadi Darah “ AHMAD” namanya. Setelah menjadi daging “ MUHAMMAD” namanya, setelah bergerak “ INSAN” namanya. Dan setelah lahir kedunia “ Oranglah” (MANUSIA) namanya. Manusia terdiri dari 4

  • TUBUH ( Syariat)
  • HATI ( Tarikat)
  • NYAWA ( Hakikat)
  • RAHASIA ( Ma’rifat)

Dan RAHASIA “ NUR MUHAMMAD” itulah sebenarnya DIRI “

* Mengenal Diri Yang Lahir *

Mengenal diri yang lahir ada empat faktor

  1. API = Terbit pada bathin berhuruf “ A “ bernama “ ZAT “ menjadi rahasia darah pada kita
  2. ANGIN = Terbit pada bathin berhuruf “ L “ bernama sifat menjadi “ NYAWA “ hurufnya Nafas pada kita.
  3. AIR = Terbit pada bathin berhuruf “ LA” bernama Asma menjadi “ HATI” hurufnya Liur pada kita.
  4. TANAH = Terbit pada bathin berhuruf “ H” bernama Af al menjadi “ TUBUH “ hurufnya daging pada kita.

* Cara Penyembahannya Yang 4 Faktor Kepada “ ALLAH” *

Yaitu :

  1. API kita berdiri adalah darah pada kita Hurufnya “ A “
  2. ANGIN RUKU adalah nafas kepada kita Hurufnya “ H “
  3. AIR kita sujud adalah Liur pada kita Hurufnya “ M “
  4. TANAH kita duduk adalah daging pada kita Hurufnya “ D “ = Namanya Sembahyang

* Mengenal Rukun 13 Yaitu :

Mani dari laki : menjadi Kuku – Rambut – Tulang – Urat Jumlah = 4

Mani dari wanita : menjadi kulit – Daging – Darah – Sun-sum Jumlah = 4

Dari “ Allah “ , Mendengar , Melihat, Mencium, Mengrasa , Bersuara Jumlah = 5 + 4 + 4 = 13 ( Inilah RUKUN 13)

* Caranya Rukun 13 Dia Menyembah Kepada ALLAH *

Yaitu :

  1. Kita Berniat karena ada penglihatan pada kita
  2. Kita Berdiri karena ada tulang kepada kita
  3. Kita Takbinatul karena ada suara pada kita
  4. Kita baca Patihat karna ada pendengar pada kita
  5. Kita Ruku karena adanya urat pada kita
  6. Kita I ‘ tidal karena adanya kulit pada kita
  7. Kita Sujud karena ada sun-sum pada kita
  8. Kita Duduk karena adanya daging pada kita
  9. Kita Tahyat awal karena adanya kuku pada kita
  10. Kita Tahyat akhir karena adanya rambut pada kita
  11. Kita baca Salawat karena adanya darah pada kita
  12. Kita Salam Kanan kiri karena adanya pencium pada kita
  13. Kita Tertib (sapumuka) karena adanya pengrasa pada kita

“ Inilah yang terkandung didalam gerakan sembahyang”.

* Orang yang mendirikan sholat tiap gerakkannya yang berhubungan dengan 13 ia akan melihat balasannya didalam Kuburnya nanti, Yaitu :

  1. Niat dengan ihlas; Dia yang membersihkan dalam Kubur.
  2. Berdiri Lurus; Dia menjadikan lapangan dalam kubur.
  3. Takbiratul Irham; Dia jadi NUR (Pelita) didalam kubur.
  4. Baca Patihat; Dia sediakan apa yang kita inginkan dalam kubur.
  5. Ruku Pegang lutut; Dia jadi jembatan Siratal Mustakim.
  6. I’Tidal angkat tangan; Dia jadi payung dipadang Masyar.
  7. Sujud; Tersedia air kalkausyar dalam kuburnya.
  8. Duduk antara 2 sujud; Jadi tumpangan dipadang Masyar.
  9. Tahyat Awal; Dia yang menjawab pertanyaan munkar Nakir
  10. Tahyat Ahir : Jadi tempat istrahat menerima awal kita.
  11. Baca salawat nabi; Jadi pemele api Neraka Jahanam.
  12. Salam Kanan Kiri; Pembuka pintu surga dan tutupi pintu neraka.
  13. Tertib (sapu muka) ; Dia mengantar kita “ kepada ALLAH SWT”.

* Didalam Melaksanakan Sholat 3 yang bekerja, yaitu ;

  1. TUBUH berbuat; berdiri-ruku – sujud-I’tidal-duduk jumlah = 5
  2. LIDAH ucapkan; Takbir-baca patihat-tahyat awal – tahyat ahir-salawat-salam-kankir jumlah = 6
  3. HATI mengingat ; Niat dan tertib jumlah 2 + 6 + 5 = Rukun 13.

 

* Adapun tujuan sembahyang lima waktu yaitu :

– SUBUH 2 Rakaat tujuannya tubuh dan nyawa

– DUHUR 4 Rakaat tujuannya samping kanan kiri muka belakang

– ASAR 4 Rakaat tujuannya 2 kaki dan 2 tangan

– MAGRIB 3 Rakaat tujuannya 1 Mulut dan 2 lubang hidung

– ISYA 4 Rakaat tujuannya 2 mata dan 2 telinga.

Oleh karena itu namanya manusia tidak ada jalan lain untuk tidak sembahyang. Harus *

  • Kiblat Tubuh = Syariat ialah ; Af al Allah”
  • Kiblat Hati = Tarikat ialah; Asma Allah”
  • Kiblat Nyawa = Hakikat ialah; Sifat Allah”
  • Kiblat Rahasia = Marifat ialah; Dzat Allah”
  • Tubuh Muhammad itulah yang bernama alam Insan yakni Syariat.
  • Hati Muhammad itulah yang bernama alam Jisin yakni Tarikat
  • Nyawa Muhammad itulah yang bernama alam Misal yakni Hakikat
  • Rahasia Muhammad itulah yang bernama alam Roh yakni Ma’rifat
  • Zat Allah batin pada Muhammad rahasia pada kita
  • Sifat Allah awal pada Muhammad nyawa pada kita
  • Asma Allah ahir pada Muhammad hati pada kita
  • Af-al Allah lahir pada Muhammad tubuh pada kita.

* Didalam Sifat 20 diterangkan Pula *

* Rahasia Muhammad = ialah kezahiran 5 sifat “ Allah ” yang berkalimat “ LAA” yaitu ; Ada – Kekal – Dahulu- Berbeda – Berdiri Sendiri

* Nyawa Muhammad = ialah Kezahiran 6 sifat “ Allah “ yang berkalimat ; ILAHA” Yaitu; Mendengar-Melihat- Berfirman-Sempurna-Penyayang- Berkehendak

* Hati Muhammad = ialah Kezahiran 4 sifat “ Allah” yang berkalimat “ ILLA” yaitu; Suci-Esa-Pemberi-Penghalang.

* Tubuh Muhammad = ialah Kezahiran 5 sifat “ Allah” yang berkalimat “ ALLAH” yaitu; Hidup-Kuasa-Mulia-Pencipta-Mengetahui.

Jadi kita yang lahir itu terbit pada bayang-bayang kita yang batin berhuruf dan berkalimat “ ALLAH” maka untuk mengenal diri kita yang batin ialah = Antal Mautu Kablal Mautu ( Matikan diri sebelum Mati). Jadi kalau diri kita yang batin sudah fana atau lupa dirinya, maka nyatalah dalam diri kita yang batin itu jugalah “ MUHAMMAD” yang mempunyai “ TUBUH”-HATI-NYAWA_RAHASIA”. Min adaami illaa ujuudin-wamin ujuuding illaa adaaming. Artinya; Dan tiada menjadi ada dari pada ada kembali menjadi tiada”.

  • DZAT ALLAH Nafsiah pada MUHAMMAD Rahasia kita
  • SIFAT ALLAH Sulbiah pada MUHAMMAD Nyawa pada kita
  • ASMA ALLAH Nama pada MUHAMMAD Hati pada kita
  • AF-AL ALLAH Ma’nawiah pada MUHAMMAD tubuh pada kita
  • Dan adapun MUHAMMAD itu adalah HAMBA artinya ilmunya Rahasianya oleh Allah Ta ‘ ala” karena; ALLAH” adalah nama bagi Dzat yang wajibal ujud dan mutlak yakni batin “MUHAMMAD”.

“ Ta ‘ala” adalah nama bagi sifat yakni zikir

“ MUHAMMAD” jadi batin dan Zikir “ MUHAMMAD” itulah yang bernama “ ALLAH TA’ALA: dan ada pun yang terkandung dalam emapt sifat yaitu :

  • NAFSIAH = Nyawa kepada kita
  • SULBIAH = Kuku-kulit-daging-darah-urat-tulang-sun-sum
  • MANNI = Hati-jantung-limpah-paru-paru-empedu
  • MA’NAWIAH = Pendengaran-pengelihatan-penciuman-pengerasa- dan bersuara

Dan apabila telah lenyap (pana) sifatnya HAMBA maka nyatalah sifat “Allah”. Dan apabila telah lenyap (pana) sifat ‘ Allah” maka nyatalah “ ALLAH” inilah yang disebut Fanaa fillahi wahda nul ujuudi laamaujuudillah. Artinya; Tiada yang kekal hanyalah “Allah” karena lenyapnya rahasia kepada yang punya Rahasia atau lenyapnya sifat kepada Zatnya”. Maka orang yang demikian itulah sampai kepada “Allah swt”. Inilah yang dimaksud dalam hadis kudsi tafsirnya berbunyi:

Apabila “ AKU” cinta pada “ Hamba Ku” maka “ AKU” akan ambil dia. Dan apabila “ AKU” mengambil dia, maka “ AKU” ini adalah gantinya.”

à   Renungkanlah    ß

* KALIMAT SYAHADAT *

* Ashadu anla ilha illallah Aku bersaksi Tida Tuhan selain “ Allah” ini pengakuan “ Roh” kepada “ Allah Swt”

* Wa asyhadu anna Muhammaddarrasulullah. Aku bersaksi Muhammad adalah rasul Allah. Ini pengakuan Tubuh kepada “ ROH: karena Tubuh diperintah oleh “ ROH”. Nah kira-kira beginilah isi kalimat syahadat “

* KALIMAT RAHASIA*

* HU = Puji nyawa zikir waktu naik nyawa masuk.

* ALLAH = Puji Roh zikir waktu turun nyawa keluar.

– Zikir syariat ( tubuh) ; laa ilaha illallah”

– Zikir Tarikat (Hati) ; Alla – Allah – Allah – Allah.

– Zikir Hakiakt (nyawa) ; Hua-Hua-Hua-Hua.

– Zikir Ma’rifat (Rahasia); Ah-Ah-Ah-Ah.

  • A” Dzat ALLAH Sirr kepada Nabi Rahasia kita
  • L” Sifat ALLAH Nur kepada Nabi Roh pada kita
  • LA” Asma ALLAH Nama kepada Nabi Hati pada kita
  • H” AF- al ALLAH pembuatan pada Nabi Kelakuan pada kita

* Dzat itu Rahasia MUHAMMAD Cahaya pada kita

* Sifat itu Tubuh MUHAMMAD Roh kepada kita

* Asma itu Kelakauan MUHAMMAD Iman kepada kita

* Af – al itu Ilmu MUHAMMAD Hati kepada kita

* Dada dinamakan “ Khalifah” karena tabitnya cahaya Islam

Dan jadi hati karena adalah tempatnya iman

Dan jadi ia kuat karena tempat terbitnya Ma’rifat

Dan jadi ia dinamai sirr karena tempat Tajalli *

* Kedudukan Nyawa Ditiap Waktu *

Waktu Adadi Cahaya Dari Nabinya Huruf
SUBUH Sulbiah Putih Hati ADAM “ A “
DUHUR Pusat Kuning Paru IBRAHIM “ L “
ASAR Dada Merah Jantung MUSA “ H “
MAGRIB Leher Biru Empedu YUNUS “ M “
ISYA Otak Hitam Limpah ISA “ D “

= ALHAMDU ; Kepala Al – Qur’an

* ALAM GAIB *

* ROH = adalah Nafas bagi diri

* ARAS = adalah Sifat bagi diri

* KURSI = adalah Hati bagi diri

* SURGA = adalah Iman bagi diri

*NERAKA = adalah Nafsu bagi diri

* LAUHI MAHFUD = adalah Akal bagi diri

* ALAM NYATA = adalah Perkataan bagi diri.

* LANGIT 7 SUSUN *                       * TANAH 7 LAPIS *

* Telinga kaanan 7 susun                      * Kuku 1 lapis

* Telinga kiri 6 susun                            * Kulit 2 lapis

* Mata kanan 5 susun                           * Daging 3 lapis

* Mata kiri 4 susun                               * Darah 4 lapis

* Hidung kanan 3 susun                        * Urat 5 lapis

* Hidung kiri 2 susun                            * Tulang 6 lapis

* Mulut            1 susun                         * Sun-sum 7 lapis

* HARI TUJUH *

* Sabtu Kuku juga telinga kanan

* Ahad Kulit juga telinga kiri

* Senin Daging juga mata kanan

* Selasa Darah dan mata kiri

* Rabu Urat dan hidung kanan

* Kamis Tulang dan hidung kiri

* Jum’at sun-sum dan mulut 1 lubang

Jadi wajib pergi ke masjid shalat Jum’at ( ke 7) *

 

  • Alam Arwah : Alam Arwah berasal dari Zat Hak Ta’ala . pengertian al Arwah (Alam Roh) karena semua Arwah terjadi dari padanya. Dimana wujudnya masih dalam bentuk kejamakan. Dan alam ini belum ada tersendiri kehidupann bagi mahluk. Oleh karena itu segala bentuk kehidupan baik Malaikat, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan berasal dari alam al Arwah. Di dalam sifat al Arwah yang digolongkan dalam 4 kelompok yaitu “.
  1. Ruh Namiya adalah membentuk kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Pekerjaannya memelihara, menumbuhkan.
  2. Ruh Mutaharrika yang kelak bersemayam dalam diri manusia dan hewan, juga disebut sebagai Ruh hewani sebab semua namanya hewan bergerak karenannya.
  3. Ruh Natika yang disebut juga sebagai Ruh Insani dia adalah pencipta dan penggerak kehidupan manusia. Ruh Natika berasal dari alam Amr tempat asalnya Ruh dan Nafsu yang merupakan pralambang Adam dan Hawa.
  4. Ruh Kuddus yaitu “ Faid Nur Zat Allah”. Ruh dimana merupakan penggerak bagi semua Nabi dan Rasul yang bersifat Mu’jizat dan keramat. Mereka paham akan semua lahir maupun yang batin. Dan kesemuanya ini dari La’thin Ruh Kuddus disebut “ Faid Nur Zat Allah”. Karena Ruh tersebut dari cahaya pilihan. Maka manusia tersebut paham dan mengetahui berbagai hal yang tersembunyi yang bersifat batin. Sebab jiwanya tidak terpengaruh dari hal-hal yang bersifat BATIL.

ALAM MISAL

Alam misal wujud Adam. Terjadinya alam jagad raya yang bersifat kalam. Meski pengucap dan pencium pendengar penglihatan belum berbentuk semuanya. Calon terbentuknya cerminan mulut. Wujud mata rasa kuping dan penciuman yang ada dalam hidung. Dalam hadis tertulis KANDIL : artinya lampu tanpa api berupa permata yang cahayanya berkilau tergantung tanpa kaitan. Itulah keadaan “NUR MU-MD”. Dan tempatnya semua ruh adalah hakikat angan-angan yang diakui sebagai bayangan zat, yang menjadi bingkai atma, dan menjadi tempatnya alam mitsal. Alam mitsal dalam perencanaan tentang perkembanan manusia, dimana tiap diri insan ada ilmu Allah didalamnya. Alam ini adalah merupakan perbatasan antara alam arwah dan alam jasmani dan alam mitsal adalah awal wujudnya fisik manusia dan makhluk lainnya. Walau keadaannya sudah mempunyai sifat bentuk dan warna tapi belum bisa dikenali baik secara lahir maupun batin.

LAAILAHA ILLALLAH

LAA : TUBUH (Syariat) adalah perbuatanku

ILAHA : HATI (Tarikat) adalah kelakuanku

ILLA : NYAWA (Hakikat) adalah kediamanku

ALLAH : RAHASIA (Manfaat) adalah Hayatku

Dada dinamakan khalifah karena terbitnya cahaya Islamdan jadi ia Hati karena adalah tempat iman. Dan jadi ia kuat karena tempat terbitnya ma’rifat. Dan jadi dinamai “SIRR” karena tempat “TAJALLI”.

* Sembahyang itu adalah “AHMADE”

Yang bersembahyang adalah “MUHAMADE”

Yang menyetujui sembahyang adalah “ALLAHU SSAMADE”

* Didalam TUBUH MANUSIA itu ada 4 NAFSU *

– API = Cahayanya merah. Keluar masuk melalui telinga. Tempatnya jantung. Nafsu   Amarah.

– ANGIN = Cahanya putih. Keluar masuk melalui hidung. Tempatnya di hati. Nafsu Mutmainnah.

– AIR = Cahayanya kuning. Keluar masuk melalui mata. Tempatnya di paru-paru. Nafsu Musawwilah.

– TANAH = Cahayanya hitam. Keluar masuk melalui mulut. Tempatnya di empedu. Nafsu Lauwamah.

“NABI MUHAMAD memiliki dua rupa. Rupa yang pertama disebut dengan Qadim, dan yang kedua adalah Azali. Rupa Qadim adalah yang terawal dari adanya segala zat. Zat ini tak terpengaruh oleh masa. Dia terjadi sebelum terjadinya semua yang ada. Rupanya yang qadim itulah sumber terciptanya segala nabi-nabi dan rasul-rasul dan aulia. Cahayanya menyinari segala kehidupan. Dan tak ada cahaya yang lebih terang daripada “Nur Muhammad”. Rupa kedua adalah bersifat Azali. Adalah rupa dari muhamad yang berwujud sebagai manusia yang terikat oleh masa dan mengalami pemunahan.ia juga mengalami suka duka dan kecewa dan ia juga bercita-cita serta bergaul dengan manusia lainnya. “NUR MUHAMAD” adalah tajjali “Allah” yang kedua. Setelah Allah bertajjali dalam alam Ahadiyah. Kemudian dijadikan “NUR MUHAMMAD”.

“Allah berfirman dalam kitabnya yang berbunyi : Tubuh manusia itu, nafas dan hatinya, nyawa dan pendengarannya, penglihatan dan pencium tangan serta kakinya sekalian. Itu adalah bekas “DIRIKU”. Jadi dirinya itu tiada lain “AKULAH” dari padanya. Hendaklah engkau perhatikan dan diketahui, tiap-tiap sesuatu dari pada alam semesta ini serta “AKULAH (ALLAHLAH)” didalamnya.

Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa memperhatikan sesuatu dan tiada dilihat “ALLAH” didalamnya. Maka penglihatannya itu adalah batak (sia-sia) sebab karena “ALLAH SWT” tiada bercerai dan tidak terhimpun. Tiada jauh dan tiada dekat yaitu maksudnya sangat “MESRA”

à Renungkalah ß

* Qadim = Martabat ketuhanan ada tiga macam sebutannya yakni : “AHADIYAH= WAHDAH = WAHADYYAH”

= Zat Allah = Sifat Allah = Asma Allah

*Muhadast = Martabat kehambaan ada empat macam alam yakni :

= Alam roh = Alam misal = Aalam Jisin = Alam Insan =

* Bermula martabat kehambaan yang 4 macam itu dan martabat ketuhanan yang 3 macam itu juga tapi tiada berbunyi pada orang arif ataupun dengan kata lain mengenal. Karena adalah martabat yang 4 adalah nyata bayang-bayang manrabat yang tiga itu juga, maka bayang-bayang itu tinggalnya dan cerainya dengan bayang-bayang masih wujud. Hakikat rupa kita itulah kita kembalikan kepada yang empunya rupa. Dan hakikat rupa kita itu pulalah yang diakui Allah SWT (rahasia). Rupa Allah itu rupa kita dan hakikat zat rupa itulah Allah yang wujud yang Muhdiaf. Dan sebenarnya diri adalah nyawa itulah hamba dan tuhan itulah yang kita perwujudi segala yang ada di alam semesta ini besar ataupun kecildan sebagainya. Pandang lahir ataupun batin dan yang sebenarnya rupa itulah yang tiada bertulang dan tiada berdaging. Dan singgih rupa itu berbagai dan berwarna. Hanya “ESA”. Juga na’rifat kita hilanglah penglihatan yang batin juga rupa yang “ESA”. Inilah pengakuan kita yang wajib kita ketahui supaya kita jangan menjadi orang SYIRIK ataupun orang KAFIR.

Penjelasan = Hanya AKULAH ALLAH. Allahpun AKU dan Muhammad adalah Diriku (Melihat Diriku).

“Laahaula Walaa Kuwwata illa Billah “.

Salam buat semua, semoga bermanfaat

By : Muhammad Usman Musa